Skip to main content

Peran Korps Marinir pada Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Kelud

MARINIR TNI AL TEMBUS KAWAH GUNUNG KELUD



Dispen Kormar (Kediri). Belasan prajurit Korps Marinir TNI AL dibawah pimpinan Letkol Marinir Irpan Nasution menyusuri lereng gunung Kelud hingga tembus di bibir kawah gunung yang beberapa hari yang lalu memuntahkan jutaan meter kubik material vulkanik, Jumat (21/02/2014).
Menurut  Komandan Batalyon Komunikasi dan Elektronika-1 (Danyon Komlek-1) Korps Marinir TNI Angkatan Laut itu, penyusuran dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa aktifitas gunung Kelud benar-benar sudah turun. Hal ini sekaligus dapat mematahkan isu yang berkembang di masyarakat sekitar gunung yang memiliki ketinggian 1.731 meter itu tentang akan adanya gas beracun dan wedus gembel. Dengan demikian isu tersebut sudah terjawab, sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih tenang.
“Saya akui, selama  dua jam saya bersama tim berada pada jarak 200 meter dari kawah gunung Kelud, tercium bau belerang yang sangat menyengat, itupun bila kebetulan ada angin yang sedang mengarah ke tim kami yang ingin melihat langsung dari dekat keberadaan pusat letusan gunung Kelud”, imbuhnya ketika dihubungi via telepon dari Jakarta.

 
Kegiatan yang dilakukan bersama 12 prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan dua personel dari Basarnas itu dilakukannya dengan menggunakan dua unit mobil ford ranger dan satu unit sepeda motor trail yang berakhir dengan berjalan kaki, sejak pukul 07.30 hingga  10.15 WIB, dengan titik terakhir pemantauan dari kawah gunung kelud berjarak  tak kurang dari 200 meter.
Sementara itu status Gunung Kelud telah diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III)  oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi  (PVMBG), Kamis (20/2).
Warga dibantu aparat TNI AL meninggalkan pengungsian dan kembali kerumah masing-masing setelah mendapat informasi resmi dari pihak pemerintah pada pukul 10.00 WIB, bahwa Gunung Kelud sudah tidak lagi berstatus Awas dalam raidius sepuluh kilo meter.
Menurut Nunuk, Carik  desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, jumlah pengungsi di  Balai Desa Wates dan di tenda yang berada di lapangan bola desa Wates, sejak Jum’at (13/02) hingga Kamis (20/2) ada ribuan orang. Setelah mendengar status Gunung Kelud diturunkan  dari Awas, para pengungsi merasa senang. Rasa gembira tampak pada wajah  kaum ibu dan anak-anak menjelang kepulangan ke rumahnya masing-masing. Selama satu minggu mereka berada di pengungsian.

 
Demikian halnya dengan warga desa Pondok Agung, Pujon, mereka diangkut dengan menggunakan dua unit truk Marinir TNI AL dari dari Balai Desa Kasembon ke kampung halamannya yang berjarak sekitar sepuluh kilo meter. Begitu  senangnya, ada beberapa ibu dan anaknya tidak mau turun dari kendaraan padahal sudah sampai di depan rumahnya.
Nuri Handayani (21 th) misalnya. Ibu satu anak ini tetap bertahan di truk Marinir TNI AL yang mengangkutnya hingga Desa Mendalan dengan jarak 7 km dari dusunnya.
Dan Satgas Marinir Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Kelud Letkol Marinir Irpan Nasution menambahkan, meskipun status Gunung Kelud telah diturunkan, diharapkan masyarakat tetap waspada terhadap adanya hujan lahar dingin dari gunung Kelud, terutama bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. "Kita semua tetap harus berhati-hati terhadap kemungkinan adanya lahar dingin", katanya.

http://www.marinir.mil.id/index.php/component/content/article/130-umum/2193-marinir-tni-al-tembus-kawah-gunung-kelud

Comments

Popular posts from this blog

Kasal ajak Marinir mengobrak - abrik musuh di akhir masa jabatan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan prajurit Korps Marinir melepas Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio di Kesatrian Sutedi Senaputra Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Senin (5/1). Pelepasan Laksamana TNI Marsetio itu didahului dengan apel khusus yang diikuti oleh pejabat teras Korps Marinir dan ribuan prajurit Korps Marinir yang dipimpin oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) A. Faridz Washington. Apel khusus yang dilaksanakan cukup hidmat itu juga dihadiri Wakil KSAL Laksamana Madya Didit Herdiawan, para pejabat teras Mabes TNI AL, para Pangkotama TNI AL dan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Peny Marsetio. Di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir, Laksamana Marsetio mengatakan dirinya saat ini teringat peristiwa beberapa tahun silam, tepatnya 14 Maret 2013. "Pada hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah dalam perjalanan pengabdian saya di TNI AL, pada hari itu dengan rasa bangga, saya diangkat menjadi warga kehorm

Jepret: Amankan Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014

Yonmarhanlan IV dalam pengamanan Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 Mayor Marinir Arief RH Anggorojati sedang memberikan arahan pengamanan sebelum acara Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang dibuka Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto di Ball Room, Swiss Bel Hotel, Batam, provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Sabtu (29/03/2014) lalu. Mayor Marinir Arief RH Anggorojati sedang memberikan arahan pengamanan sebelum acara Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang dibuka Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto di Ball Room, Swiss Bel Hotel, Batam, provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Sabtu (29/03/2014) lalu. Bendera 17 negara perserta Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 diantaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Philipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, India, Jepang, Korea Selatan Selandi

Bukti prajurit Korps Marinir (dulu KKO AL) bukan tentara koran..!!!

Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa prajurit Korps Marinir selalu hadir dalam setiap palagan pertempuran dalam riwayat NKRI, baik ada maupun tidak ada publikasi dari media. Karena Korps marinir bukan "TENTARA KORAN" , bukan juga "YANG TERBESAR" . Namun senatiasa menjadi " YANG TERBAIK" dan "TERDEPAN" dalam garda pertahanan NKRI. disaat "MEREKA" sibuk "cari muka" Korps Marinir setia untuk mengabdi dari "atas permukaan" (dengan publikasi) maupun "bawah permukaan / silent operation" (tanpa publikasi),, Kini keharuman tulus "pengabdian yang tanpa batas" prajurit Korps Marinir pada republik ini kembali semerbak melalui salah satu prajurit terbaiknya,,,, TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usman bin Ali dan Harun bin Mahdar, dua orang pejuang Indonesia yang tengah ramai menjadi pembicaraan belakangan ini menyusul reaksi keras Singapura atas penamaan Kapal Perang Indonesia yang menggunakan nama k