Skip to main content

Indonesia di sadap,,? ini kata Menhan RI

Menhan: Jika Terbukti Disadap, Kami Akan Bertindak Keras

Namun jika terbukti disadap, Menhan akan bertindak keras.


Jum'at, 8 November 2013, 15:59    Denny Armandhanu, Santi Dewi
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro 
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro ( ANTARA/HO)


VIVAnews - Kementerian Pertahanan RI berani mengklaim institusinya aman dari aksi penyadapan yang selama ini ramai disebut dilakukan oleh Badan Intelijen Australia (DSD) dan Amerika Serikat (NSA). Hal itu lantaran, Kemhan telah melindungi semua data dengan cara enkripsi dan sistem alogaritma yang kuat.

Hal itu diungkap oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro ketika memberikan keterangan pers di Gedung Kemhan, pada Jumat, 8 November 2013. Menurut Purnomo, begitu isu penyadapan itu merebak, dia langsung mengecek ke dalam sistem perlindungan informasi di internal institusi yang dia pimpin.

"Saya sebelumnya sudah mengecek kepada para ahli siber yang bekerja di sini. Mereka menyampaikan sistem di Kemhan aman dari sadapan, karena sistem pengamanan yang diberlakukan berlapis. Dalam arti kata sudah dienkripsi dengan alogaritma yang kuat," paparnya.

Selain itu, lanjut Purnomo, sistem di Kemhan tidak menggunakan provider yang terbuka. Jadi sekalipun menggunakan alat komunikasi seperti telepon atau internet, mereka memanfaatkan provider tertutup.

Purnomo menegaskan, keyakinan dia itu hanya terbatas di Kemhan. "Ini saya hanya berbicara dalam kapasitas yang ada di Kemhan ya," ujarnya.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen Sisriadi, yang turut mendampingi Purnomo mengatakan bahwa pihaknya melakukan sistem pengamanan yang mengkombinasikan teknologi tinggi dan tradisional.

Sistem di Kemhan, ujarnya, tertutup dan tidak terhubung keluar. Sehingga, apabila ada seseorang yang tidak berwenang lalu memperoleh sinyal yang dikirimkan Kemhan, maka mereka tidak bisa membaca itu.

Sisriadi lantas memberi contoh, pada waktu dulu, jenis teknologi tradisional yang digunakan Lembaga Sandi Negara yakni menggunakan morse.

"Jadi dulu, Kepala Lembaga Sandi Negara pertama, dr. Roebiono Kertapati, mengirimkan berita dengan cara diketik menggunakan kode morse. Kemudian di sandi lagi, sehingga ketika orang yang menerima beritanya bukan yang dituju tidak bisa baca isinya," kata dia.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa belum ada satu pun teknologi yang dapat memberikan informasi bahwa satu perangkat tertentu telah disadap.

"Sekarang saya tanya kepada Anda, apakah ada teknologi yang bisa memberi tahu apabila teknologi kita sudah disadap? Kan tidak ada, karena memang teknologi semacam itu belum ditemukan. Jadi yang bisa kami lakukan hanya mengamankan saja," tegas Sisriadi.

Jika memang terbukti sistem mereka tembus disadap oleh pihak asing. Menhan Purnomo menegaskan bahwa mereka akan bertindak keras. "Kalau terbukti kami akan bertindak keras," tegasnya. 
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/457131-menhan--jika-terbukti-disadap--kami-akan-bertindak-keras


Comments

Popular posts from this blog

Kasal ajak Marinir mengobrak - abrik musuh di akhir masa jabatan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan prajurit Korps Marinir melepas Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio di Kesatrian Sutedi Senaputra Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Senin (5/1). Pelepasan Laksamana TNI Marsetio itu didahului dengan apel khusus yang diikuti oleh pejabat teras Korps Marinir dan ribuan prajurit Korps Marinir yang dipimpin oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal (Mar) A. Faridz Washington. Apel khusus yang dilaksanakan cukup hidmat itu juga dihadiri Wakil KSAL Laksamana Madya Didit Herdiawan, para pejabat teras Mabes TNI AL, para Pangkotama TNI AL dan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Peny Marsetio. Di hadapan ribuan prajurit Korps Marinir, Laksamana Marsetio mengatakan dirinya saat ini teringat peristiwa beberapa tahun silam, tepatnya 14 Maret 2013. "Pada hari itu merupakan hari yang sangat bersejarah dalam perjalanan pengabdian saya di TNI AL, pada hari itu dengan rasa bangga, saya diangkat menjadi warga kehorm

Jepret: Amankan Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014

Yonmarhanlan IV dalam pengamanan Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 Mayor Marinir Arief RH Anggorojati sedang memberikan arahan pengamanan sebelum acara Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang dibuka Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto di Ball Room, Swiss Bel Hotel, Batam, provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Sabtu (29/03/2014) lalu. Mayor Marinir Arief RH Anggorojati sedang memberikan arahan pengamanan sebelum acara Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 yang dibuka Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto di Ball Room, Swiss Bel Hotel, Batam, provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Sabtu (29/03/2014) lalu. Bendera 17 negara perserta Latma Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 diantaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Philipina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, India, Jepang, Korea Selatan Selandi

Bukti prajurit Korps Marinir (dulu KKO AL) bukan tentara koran..!!!

Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa prajurit Korps Marinir selalu hadir dalam setiap palagan pertempuran dalam riwayat NKRI, baik ada maupun tidak ada publikasi dari media. Karena Korps marinir bukan "TENTARA KORAN" , bukan juga "YANG TERBESAR" . Namun senatiasa menjadi " YANG TERBAIK" dan "TERDEPAN" dalam garda pertahanan NKRI. disaat "MEREKA" sibuk "cari muka" Korps Marinir setia untuk mengabdi dari "atas permukaan" (dengan publikasi) maupun "bawah permukaan / silent operation" (tanpa publikasi),, Kini keharuman tulus "pengabdian yang tanpa batas" prajurit Korps Marinir pada republik ini kembali semerbak melalui salah satu prajurit terbaiknya,,,, TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usman bin Ali dan Harun bin Mahdar, dua orang pejuang Indonesia yang tengah ramai menjadi pembicaraan belakangan ini menyusul reaksi keras Singapura atas penamaan Kapal Perang Indonesia yang menggunakan nama k